Friday, January 13, 2012

Tantangan di Malam hari

Word, Microsoft Word, saat melakukan sesuatu atau melihat hal-hal yang ada di sekitar aku merasa ditantang oleh Microsoftword untuk cepat-cepat menuliskannya  hatiku dan pikiranku sudah berlomba-lomba dan menghujuani aku berbagai kata sebagai bahan tulisanku.

Belakangan kerapkali rasa malas dan sifat menunda-nunda menjadi bumerang untuk aku menyelesaikan pekerjaanku dengan tepat waktu. Selain itu aku juga melupakan menulis, yang katanya adalah kesenanganku, dan aku selalu mempertahankan hal ini dalam pikiranku, bahwa i’m good in write.

Menurutku aku seorang pengamat yang baik dan mengkomen yang baik. Aku suka menemukan angle yang berbeda dan menarik ketika menilai suatu hal, dan itu sangat menyenagkan. Namun ternyata men-share itu dalam bentuk tulisan dan mendescribenya dengan baik dan bahasa yang menarik cukup sulit. Yah aku sadari itu, aku masih harus banyak belajar.

Ketika aku menemukan angle yang baik yang aku rasa menarik manjadi topik tulisanku di blok, aku seringkali lupa menulisnya, dan alhasil aku lupa harus menulis apa. Aku menghilangkna begitu saja pandangan yang seharusnya bisa ku kemas dengan semenarik mungkin. Aku sudah mensiasatinya dengan mencatatnya terlebih dahulu, tapi itu tidak berhasil, tidak lama aku mulai meninggalkan itu, dan berharap ide datang secara natural. 

Beberapa cara seperti itu memang berhasil, namun sepertinya tidak terlalu efektif untukku yang pelupa dan harus memperbanyak kosakata ini. Yah itu adalah pembelaanku, setiap orang cenderung membela dirinya sendiri. Tapi aku tidak akan memungkiri bahwa diriku bisa dibilang pemalas, mmmm agak pemalas.

Bebrapa kata penyemangat, kata untuk memotivasi, kata yang menyejukan hati buat diucapkan,  yah setidaknya kata yang cukup layak untuk di retweet sering kita sebarkan. seringkali kata-kata itu memiliki sirir yang mendorong kita untuk berbuat sesuatu atau menshare pada orang, manun ketika kita mensharepun kadang bukan karena ingin berbagi kepada orang namun lebih tepatnya untuk mengiklankan diri, membentuk citra diri dengan kata-kata yang kita retweet dan boleh jujur kata-kata penyemangat itu cukup sulit untuk diterapkan.

Semakin larut aku dalam jaring-jaring pikiran yang menghubungkan kejadian-kejadian satu sama lain, semakin aku menyadari bahwa sedikit sekali yang aku lakukan, selama ini aku rupanya hanya menyenangkan diriku sendiri, namun kenyataannya aku masih jauh dari apa yang aku inginkan, jauh dari apa yang ideal menurutku, menurut film, menurut buku dan menurut mereka. Masih banyak yang lost dari genggamanku.

Untuk meng-keep kebiasaanku menulis saja belum terpenuhi. Banyak inginku, namun tak dapat kuraih dengan baik, mereka hanya kukerjakan dengan setengah-setengah. Mungkin ini yang disebut dengan konsentrasi, bukan fokus.

Aku suka mengatakan bahwa aku lebih menyukai kata fokus, ketimbang konsentrasi. Namun apakah aku sudah menerapkannya dalam kehidupanku??

Ketika kita konsentrasi, maka kita hanya mementingkan tujuan tanpa mementingkan proses dan apa yang terjadi di sekitar, bisa dibilang pikiran kita penuh dengan tujuan...tujuan...dan tujuan sehinga kerap kali melupakan hal yang lain yang mungkin saja bisa menunjang tujuan kita. Tau sendiri kalau di acara sulap-sulap, kita seing denger kata konsentrasi, yak karena terlalu konsentrasi kita menjadi pusing dan tak sadarkan diri, yah mungkin kata ‘konsentrasi’ lebih mudah dengan melihat acara sulap-sulap yang ada di TV.

Sedangkan fokus, fokus lebih dari sekedar konsentrasi, saat kita fokus, diharapakan kesadaran kita menjadi meluas, kita juga melihat hal-hal yang ada di sekitar kita, kita tidak melupakan hal-hal sekitar kita untuk mencapai tujuan kita. Dengan fokus, kita juga dapat belajar dan menikmati prosesnya bukan hanya tujuan semata saja.

kemarin pacarku mengatakan padaku, bahwa aku kurang memiliki rasa ingin tau.Ia mengatakan " memang benar bahwa kmu suka menulis dan ingin sekali menjadi penulis, tapi kamu jangan terlampau memikirkan menulis itu sendiri, untuk menulispun kamu hrs aware dengan keadaan sekitar kan ga menutup kemungkinan itu bisa menjadi bahan tulisanmu bahkan mungkin bisa menjadi karirmu nanti, jadi kamu hanya mementingkan menulis...menulis saja, tampa menyadari hal lain"
Ketika ia mengatakan itu, aku tersentil, aku pikir aku sudah cukup awas, aku mengatakan dan meyakini diriku sendiri bahwa aku menulis apa yang terjadi di sekitarku, namun ternyata menurut orang aku tidak melakukanya. dan apa yang aku lakukan malah sebaliknya, konsentrasi terhadap kata menulis, sehingga yang lain terlupakan. bukan fokus.

Pembicaraanku jadi ngelantur kemana-mana, huffft. Yah ini salah satu kelemahanku dakam nenulis juga. Aku lupa inti pembicaraanku apa, jadi apa yang aku pikirkan semakin melebar #efek pikiran bercabang. Aku jadi ingat topik pembicaraan kemarin di twitter tentang Deskripsi. Pembicaraan antara penulis favoritku Dewi Lestari si Rectoverso dengan Penulis Windya Ariestanty,aku sendiri pun baru tau. Windya mengatakan bahwa aturan dasar dalam menulis: 'showing, not telling'. #deskripsi #writing. Lalu Dewi lestari menambahwan bahwa Showing yang terlalu berlebihan membuat suatu hal menjadi slow dan bertele-tel, berbunga-bunga alias muter. Pembicaraan dua penulis ini bukan semacam debat, tapi suatu diskusi yang mengasikan antara penulis yang disaksikan oleh ribuatan followernya, it’s very usefull.

Lalu aku introspeksi diri, apakah aku termasuk yang berbunga-bunga itu? Hmmm. Tidak salah menjadi bunga atau tidak, setiap orang memiliki subjektifitas masing-masing. dalam mengoleh subjektifitas lagi-lagi aku berhadapan dengan ego diri, dan aku tak ingin terjebak, melihat lebih dalam dan lerning dari orang lain adalah salah satu cara mengikis ego. Aku ga akan bersikukuh bahwa menulis bebas, boleh mulai dari manapun dll, tapi dakalanya tulisan akan terasa ringan dan indah juga dapat dinikmati dengan penggunaan kata yang baik dan sepertinya tips-tipsmenulis yang bak sedang di jelaskna oleh kedua penulis tersebut dalam TL twitterku. Akupun mengikuti dengan seksama obrolan dua penulis tersebut.

Dewi lestari mengatakan Jd, kunci dlm #deskripsi mnrt sy hrs meliputi efektivitas kata & peka tempo. Gunakan "showing" di titik yg tepat.ditambahkan lagi dengan analogi apik tentang Deskripsi Plot adlh badan utama dr tulisan kita. #Deskripsi ibarat mendandani plot dg aksesoris. Pas, ia cantik. Lebih, ia menor.

Windi menambahkan statement dewi lestari, kedua penulis itu kelihatan saling mendukung itu. Saya sering mengibaratkan #deskripsi itu seperti jebakan. Kalau keasyikan justru menyesatkan penulis sehingga jauh dari tujuan awal.

Yah begitulah pelajaran Deskripsi yang saya tangkap, cukup menyentilku dan membuat ku berinstropeksi. Aku berada di mana? Apakah aku sudah cukup lumayan bagi seorang penulis pemula?? Yah lumayan, aku belum berani mengambil resiko untuk menyebut penulis baik, aku rasa aku masih jauh dari baik.
Wah-wah ini sudah sangat melebar sekali.....

Hmmm aku sendiri binggung menggolongkan kelamahanku dalam menulis, karena saat menulis kelamahan, akupun memasukan kelamahanku yang mungkin adalah gaya penulisanku, hmmm
I just want to lern more and more....

Okok, sekarang aku sendiri binggung aku dari mana, mau kemana, dan sekarang sedang dimana, aku kehilangan plotku. okok, sebagai pembuka tahun inipun aku lupa mengucapkan selamat tahun baru dan natal damai selalu beserta kita J. Banyak yang ingin aku share seputar natal, tahun baru dan holiday. Namun aku masih tawar menawar dengan waktu, semoga kali ini kemalasku tidak mendominasi terlalu banyak walupun ada sedirit. Sebenarnya aku hanya ingin mambagi waktu ku dengan membaca, menonton, menulis, kuliah dan belajar. Sekarang ini pun harusnya aku menulis tentang film yang baru saja ku tonton tapi jadinya malah ngelantur nga karuan...

Tugas-tugas kuliahku akan banyak, belum apa2 aku sudah dibuat malas membayangkan seabrek apa tugasku nantinya. namun aku akan berusaha untuk tetap keep menulis, walaupun mungkin jarang, aku hrs serius pada bidang yang sekarang sedang kugeluti #Advertising mohon doanya ya kawan :)

Malam ini aku berhasil menantang Microsoft dan berhasil menghias putih dengan satuan huruf-huruf kecil dalam 2,5 halaman. Aku bersukur dalapat mengalahkan rasa kantukku dan malasku, juga dapat mengeluarkan pikiran yang terpendam sebelum pikiran tersebut menjamur, walau hanya sebagian kecil dan dugaanku sebagian besarnya masih memenuhi kepalaku. Tidak heran kalau belakangan ini aku sering bermimpi, mungkin karena aku terlalu gelisah, mau dibawa kemana isi kepalaku. Pada saat itu menjadi kegelisahan tersendiri bagiku, akupun berfikir, apakah aku belum menemukan media yang tepat?? Apakah menulis belum cukup untuk menumpakan seluruh isi kepalaku, atau apakah kosakataku terlalu sedikit untuk mengerti apa yang pikiranku ingin keluarkan, huufft. That’s enough.

Harusnya aku bisa lebih bersantai dimalam ini,

Vantii...vantiii

Aku po ora...hehe

Love,  

No comments: