Sunday, December 11, 2011

Senyuman sederhana penuh doa

Mother how are u today? This is a note from ur daughter.
Mamaku yang aku sayangi makasi untuk selalu tersenyum untukku, bahkan ketika dirimu sedang dalam keadaan merana.
Ma, Makasi untuk selalu mengantarku pergi dengan senyuman yang berpesan agar aku cepat kembali lagi di pangkuanmu
Sebentar lagi aku akan pulang dan aku akan melihat senyuman itu, senyuman tegar seorang ibu, senyuman yang tulus tak mengharap apa-apa dari anakmu setelah pergi dirantau.
Senyuman sederhana yang selalu menyambutku pulang.

Yes, it’s 1.35am

Belum bisa kupejamkan mata. Aku baru saja melewati masa senang bersama kawan-kawan. Belakangan ini aku selalu menghabiskan akhir pekan dengan berkumpul bersama teman-teman, ini sangat membantu memulihkan semangat dan mood setelah 5 hari disibukan dengan tugas, khususnya makalah yang tak pernah absen. Walaupun kadang sabtu dan minggu ku pakai untuk begadang mengerjakan tugas, tapi setidaknya beberapa jam ku luangkan bersama teman-teman sekedar share, tertawa bersama, dan melepas kejenuhan. Mereka sangat menyenangkan. Mereka sudah kuanggap keluarga, tentu saja keluarga, karena siapa lagi yang akan menjadi sandaran ketika sedang dirantau kalau bukan teman, setidaknya teman dikamar sebelah, hehe

Setelah bermalam minggu aku kembali ke dalam ruanganku, bersiap-siap menikmati kesendirian. Sengaja aku memilih untuk mendengarkan musik sebelum tidur, sebagai penghantar. Kutarik selimut tebal buatan nenek, menambah rasa hangat. Kupejamkan mata dengan damai.

Namun, rupanya damai belum mau datang, teringat lagi canda tawa teman-teman. Diantara tawa, terselip satu senyuman, senyuman milik seorang yang sudah lama tak kulihat, senyuman seorang yang tak pernah henti mendoakanku, senyuman yang tak ada tandingannya, bahkan untuk seorang Anjelina Jolie sekalipun.

Mama, apakabar ma? Ku tak bis tidur memikirkan kabarmu, senyum dan wajah tegarmu melintas sesaat sebelum aku tidur.

Tak sabar ingin melihatmu, ingin memelukmu, ingin tidur dipangkuanmu sambil menemani mama menonton sinetron favorit mama walau aku sendiri tak mengerti jalan ceritanya.
Aku harap mama baik-baik saja sama ogen dan aceng, semoga mereka tidak nakal atau membuat mama kerepotan.
Mengingat mama, selalu membuatku mengingat papa, papa yang sudah lebih dulu dipanggil sang Khlalik. Semenjak kepergian papa, sebenarnya aku tak tega meninggalkan mama sendiri, namun aku harus melanjutkan kuliahku di kota kecil ini.

Kenangan papa selalu menjadi bagian dari anganku akan Jakarta. Saat aku mengingat jawal kepulanganku seminggu lagi, aku langsung mengingat papa.Dulu papa selalu menunggu kepulangaku di depan terminal dengan mobil tuanya, namun itu tak akan kutemui lagi. Aku rindu ma....

Setelah kepergian papa, setiap pulang ke Jakarta, aku takpernah turun di terminal lagi, aku selalu turun di jalan. Aku tak ingin orang-orang menganggapku aneh karena menangis dalam keramaian.
Kesedihanku mungkin tidak sebanding dengan kesedihan mama, mama yang biasanya mendampingi papa dirumah, mama yang biasanya mendampingi papa saat suka dan duka, mama yang biasanya menyediakan papa makan dan mama yang tiap detiknya selalu bersama benda-benda kenangan papa. Sedangkan aku, aku berada jauh dari itu, kadang ingat kadang tidak.

Aku harap mama baik-baik saja, maaf aku jarang menelepon, aku jarang menyempatkan untuk pulang jakarta walau hanya 2-3 hari saja. Maaf ma.....
Aku tidak mau mengatasnamakan kesibukan walaupun aku memang sibuk disini. Pulang kembali kerumah, melihat keadaan mama dan adik-adik, menjenguk mama sudah menjadi bagian dari kewajibanku, namun aku lengah dan lupa. Maaf ma....Jakarta Salatiga memang tidak terlalu jauh, hany amenempuh jarak 12 jam namun aku tidak menyempatkannya.

Malam ini aku merindukan mama, amat sangat merindukan mama,... :’)
Minggu depan aku akan pulang, tunggu aku ya maaa
Nanti kita belanja dipasar bareng, nanti kita shopping bareng, kita nonton sinetron bareng, kita tidur bareng, kita ke rumah mama wati barang, ku persembahkan waktuku untuk mu ma...

Sambut aku dengan senyuman itu, senyuman yang menjadi alasanku untuk pulang, menjadi alasanku untuk tetap semangat untuk menggapai cita-citaku, senyuman yang selalu memotivasiku untuk kelak menjadi orang yang berguna. Senyuman yang menyertai segala scene hidupku.

Dalam senyumanmu ada harapan, dalam senyumanmu ada doa, dalam senyumanmu ada damai.
Ya Allah berikanlah kesehatan untuk Mama, keberkahan, dan kebahagiaan.
Aku sedih karena tak mendapatkan beasiswa, ya aku sedih karena aku ingin mendapatkannya untuk membahagiakan mama, namun aku lebih tak ingin tak mendapatkan dan menemui senyuman itu ketika aku pulang nanti, apalagi jika ia melihat aku yang sedang kecewa dan tidak bersemangat. Jaga ia ya Allah, berkahilah ia dalam lindunganMu.

Aku tak mau patah semangat, senyumannya harus kubalas dengan senyuman. Senyuman yang tak membuatnya khawatir, tapi senyuman yang dapat membuatnya bahagia. Mom.
Sudah malam, mataku sudah sembab, ditambah ada lengkukan hitan dibawah mataku.
Malam ini aku ingin mimpiin mama dan papa.<3

Love,  

No comments: