Friday, December 16, 2011

Rasa....

Ah...susu ini sungguh menyegarkan....

Aku pulang sambil meminum susu coklat dingin ini, entah kenapa tiba-tiba ingin membeli ini sekedar menyegarkan pikiran dan hati. Aku berjalan menuju kos dengan gaya anak2 yang ceria sambil meminum susu. Bukan berarti aku dalam keadaan senang, setidaknya acting muka senangku dapat mengundang kesenangan untuk datang padaku perlahan-lahan, orang bilang namanya sugesti.

Tak ada hubungannya mungkin, bisa saja aku membeli jus, es kelapa atau yang lainnya untuk menyegarkan, dan melepas penat. Tapi, kenapa aku memilih susu??entah. mungkin ada relasi khusus dengan apa yang aku rasakan dan seseorang yang ingin aku ceritakan. Sebut saja SA.

Bagaimana aku memulainya??
Don’t take life soo seriously. There are no survivor.
Aku meninggalkan SA yang sedang serius memandangi layar, semangat menggebu-gebu ingin cepat selesai dan mungkin agak memaksakan diri menyelesaikan tugas kelompok. Yah, ini tugas kelompok, dan dominasi ada di dia, SA.

Sudah lama aku meyadari sifatnya ini, sejujurnya tak boleh aku menghakimi sifat seseorang. Bagiku yang sangat bebas dan flexibel ini, manusia memiliki keunikan masing-masing. Segala logikaku tak lagi berlaku, jika aku sudah kembali kepada “Tiap-tiap orang menarik dan punya cerita, apalagi ketika Tuhan menciptakan seseorang dengan berbagai bentuk, maksud dan makna”. Rasanya tak berhak aku menilai sifat orang, menginginkan orang menjadi ini, menjadi itu dan lainnya.

Perbandingan adalah alat ketika kita melihat sesuatu, merasakan dan menilainya. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa ini baik? karena ada yang tidak baik, bagaimana kita mengatakan ini manis? karena ada yg lebih tidak manis, kenapa ia sangat dominan dan bersikukuh ingin mencapai tujuannya?  karena mungkin ada orang yang tidak dominan/ pasif dan pemalas, yah perbandingan yang bekerja di otak kita secara sadar maupun tidak sadar, bahkan refleks.

Mungkin aku membandingkan diriku dan SA. Mungkin aku membandingkan yang lain dengan SA or whatever. Bagiku ini sebuah manipulasi, tak bisa kugolongkan sifatnya masuk ke bagian baik atau tidak baik. Disatu sisi, kebanyakan orang mendefinisikan sikap SA adalah baik , orang yang sukses harus memiliki sifat sepeti SA, namun disatu sisi, ketika sudah lebih mengenanya mungkin akan berbeda definisi, tak bisa aku katakan ini tidak baik, tidak, bukan itu, tapi ada rasa merugi dan terintimidasi, tidak dianggap, dan lainnya.
Hei, kenapa kamu menciptakan penilai seperti itu pada ku sobat?

Mungkin yang aku lakukan selama ini hanya mendukung, berharap kamu juga akan menyadari. Aku tidak sedominan kamu, jika berdebat akan suatu hal pun aku lebih baik mengalah, karena kamu selalu menang dan memaksakan kehendakmu. Kamu selalu mendapatkan perhatian dari orang akan dominasimu dan mereka menilai kamu sebagai orang yang menyenangkan.  

Eits, jangan dulu mengatakan aku iri padamu, tidak kawan. Kita bersahabat, pada saat-saat tertentu kamu begitu sangat menyenangkan, namun ada juga dimana kamu menjadi sangat menyebalkan. Saat itu menjadi menyenangkan, aku ingin men-stop waktu sejenak, dan ingin lebih lama denganmu dalam keadaan seperti itu. Namun aku tahu, kadang kamu akan menyebalkan jika kita sudah dalam mengerjakan tugas kelompok, dominasi mu sangat keliahatan, dan baru-baru ini aku mendengar pembicaraan teman-teman akan sifatmu yang cukup egois. See...tidak hanya aku saja rupanya. Tapi aku tidak bergabung dengan mereka untuk membicarakanmu, aku tidak terlibat banyak dengan pendapat mereka, dan terbawa perasaan yang lebih lanjut lagi. Aku akui diluar dari sikap menyebalkanmu yang satu itu, kamu orang menyenangkan, pada beberapa hal kita seirama dan sangat cocok, orang-orang bahkan mengatakan kita seperti ‘kembar’, bukan kemiripan pastinya, karena muka kita berbeda, tapi karena kedekatan kita.

Ketika aku sedang berhadapan dengamnu dalam segala hal, khususnya dalam mengerjakan tugas kelompok, Aku lebih ingin menjaga sikap, mengatur sikap, mengalihkan perhatian, bercanda, menyeletuk cuek sambil ngebanyol seperti comment-mu akan sifatku.

Jika orang lain tak bisa membantumu, kamu tidak akan memaksakan mereka, kamu akan bergerak sendri, kamu akan berusaha sendiri, dan kamu akan mencari tau sendiri. Dan kamu berhasil, kamu bisa membuktikan bahwa apa yang kamu kerjakan baik, kamu bisa melakukanya, yes u did it by urself, kamu pintar, aku katakan kamu orang yang cerdas dan cepat menangkap pelajaran, belum lagi sikapmu yang cepat akrab dengan orang lain.hmmm

Namun, sadarkah kamu, ketika kamu mengerjakan tugas kelompok sendiri, kamu anggap apa mereka? mungkin mereka males juga berargumen denganmu, karena dari sepenilaianku, kamu susah menerima pendapat orang lain, bahkan pendapatku, orang yang cukup dekat denganmu. Sehingga mereka lebih memilih menyerahkan semuanya padamu.

Aku tau life is hard, dan ini sesuai dengan dirimu sangat suka belajar dan selalu berusaha menjadi lebih baik. Tapi, kadang kamu tidak menganggap mereka. Kamu menganggap beban ini kamu pikul sendiri, kamu anggap apa kami? Aku tawarkan kamu bantuan, tapi kamu langsung menolaknya, kamu memilih mengerjakan sendiri. Kali ini aku tersinggung sobat.

Bisakah agak santai sedikit?
Ambisi mu, semangatmu dinilai orang baik, namun ternyata jika dilihat lebih dalam, itu hanya untukmu sendiri. Aku menyesalkan itu. Kamu ingin menyelesaikannya dengan cepat, tapi ada faktor-faktor lain yang kamu lupakan seperti melibatkan anggotamu, share segala kendala yang mungkin muncul saat kamu mengalami persoalan, perasaan yang senang (karena aku tau kamu mengerjakannya seolah-olah terburu-buru, kejar deadline) dan komunikasi. Kamu sibuk dengan dunia mu.

Mungkin ini baik supaya tahan mental di dunia kerja, tapii.....lagi-lagi kamu lupa....kamu mengorbankan dirimu untuk menyelesaikan tugas, dan mereka mengorbankan hati mereka untuk melihat mu yang terus-terusan egois. Bersantai sendikir bukan berarti menyerah bukan??

Aku mendengar percakapan orang tentangmu “Kalo SA egois gitu, kalo di dunia pekerjaan gimana?” dalam lubuk hatiku meng-iyakan pendapat mereka. namun disatu sisi aku melihatmu sebagai sorang yang pintar dan menyenangkan, kecuali yang satu itu.

Aku dilema akan kamu, sifatmu itu, dalam hal ini aku bukan sebagai orang yang hanya mengamati kamu, tapi aku sebagai sahabatmu, sebagai orang yang sering berhubungan denganmu. Bagi mereka tidak memiliki waktu yang lama bersamamu atau berhubungan atau mengerjakan tugas denganmu mungkin akan tau luarnya saja.  
 Ternyata benar, semakin kita dekat dengan seseorang, menjalin banyak hubungan dan komunikasi, ada 2 hal yang memungkinkan untuk terjadi iyaitu semakin akrab dan suka atau perselisihan. Seperti halnya aku, yang akrab denganmu, tapi juga tidak jarang berselisih. Walau itu hanya terjadi dibenakku, dan aku yang memilih untuk mengalah.

Aku tidak menganggap diriku korban akan tindakanmu. Aku mencari posisiku sendiri, mencari kesenangkanku sendiri, membuat diriku senang bahkan tidak jarang aku ikut menyenangkanmu saat aku tidak merasa senang akan sikapmu, saat kamu sibuk dengan duniamu sendiri. Dan kamu tertawa melihat kekonyolanku, atau celetukanku. It’s oke, that’s my way. Itu caraku menyemangati diri sendiri, bahkan ketika orang lain tak peduli padaku.

Aku tidak mau dikasihani. Mereka tidak tertarik pada permasalahanku akan sifatmu. Mereka lebih tertarik dengan hasil kerja kerasmu yang baik. Karena hasil kerjamu yang baik, kamu seolah-olah melindungi kelompokmu dan kelompok tentunya mendapatkan nilai yang baik. Tapi lebih dari itu, seorang pemimpin, juga penting mempercayai anggotanya dan mendengarkan pendapat mereka, memberi saran dan menyemangati anggotanya saat mereka binggung atau kesusahan. Bukan hanya melindungi kelompok karena ketuanya berusaha sendiri.

Tak bisa aku memberikanmu nasihat, karena aku tak yakin kamu akan mendengarkanku. Aku mengira-ngira bahwa kamu akan merasa apa yang kamu lakukan sudah benar sejauh ini, kamu mendapatkan nilai, ilmu, pengalaman dan kamu mendapatkan teman, keceriaan, kerjakeras dan berdoa di gereja. Aku pun tidak bisa terus menerus bersu’uzon akan sikap mu, karena pada dasarnya aku malas membicarakan tentang kejelekan orang, jadi aku lebih memilih untuk mengalihkan perhatian dan mereduksi pikiran-pikiranku, sukur-sukur jika pendapatku dan teman-teman lain kamu dengar.

Mungkin suatu saat ketika kamu membaca ini dan merasa, mungkin akan ada penolakan atau alasan atau belaan pada diri sendiri atau ada hal-hal yang menurutmu tidak sesuai atau merasa pendapat ku dan orang lain tidak beralasa karena pada saat kamu membacanya mungkin kamu sudah menjadi orang yang sukses dengan kerja kerasmu. ketika aku menulis ini, bukan karena rasa iri, su'uzon, sok tau ataupun merasa diri ini lebih baik dari pada kamu. tidak. aku hanya ingin mendapatkan kelegaan. 

Setiap orang cenderung akan membela diri sendiri, baik aku, kamu maupun mereka. Diluar dari itu, bagaimana kita dapat meng-control, menjaga dan menjadi mandor atas Ego diri
Semoga tidak ada kesalahpahaman diantara kita sobat dan kita akan selalu berkawan J
Sekian.
Love,


No comments: