Wednesday, November 23, 2011

November - Many Ways to Find A WAY

Masih dibulan November

Hmm..november sebentar lagi akan berganti dengan desember...
Sedih sih karena akan berpisah lagi dengan bulanku, tapi desemberpun menawarkan banyak keceriaan :))
Tentunya aku tak sabar untuk berlibur setelah disibukan dengan berbagai macam kegiatan dan tugas.

Lalu aku berfikir....sisa november ini akan ku isi dengan apa ya?? hmm
Sibuk-sibuk sudah banyak yang kulewati, tugas-tugas yang cukup berat juga sudah di garap, tinggal sisa-sisa tugas dan tugas akhir yang harus diselesaikan,hmm
Untuk sisa-sisa hari di bulanku ini, aku memilih untuk melakukan hal-hal yang kusuka, salah satunya menulis di blog ini, mungkin aku juga akan menonton film-filmku yang belum aku tonton juga gara-gara diambil alih oleh tugas.
Banyak hal-hal yang belum aku share, beberapa mungkin lupa karena tidak ku catat..hmmm sorry :'(

Seringkali ke-unpredictable-an dan kebebasanku membawaku pada hal-hal yang aku suka dan melupakan Hal-hal yang sifatnya lebih penting, hehehe...dan aku akan mencari alasan toh ini juga pembelajaran, kita kan bisa belajar dari manapun (ngeles)
Seringkali secara tiba-tiba, disaat tugas banyak ataupun ada hal-hal lain yang lebih penting, aku malah memilih untuk menulis atau nonton film, what a person!!
Setidaknya ini caraku untuk refreshing sejenak, menjauhkan diri atau menjaga jarak dari kesibukan dan tugas yang kejar tayang.
Aku tau padahal tugasku banyak, tapi aku malah tiba-tiba membuka blog dan menulis. that's all.

Dosenku (Pak Samuel) pernah mengatakan
"Jangan sekali-kali melakuan tugas dalam keadaan jenuh dan dipaksakan karena hasilnya tidak akan baik, jika kalian jenuh maka keluarlah mungkin hanya untuk sekedar berjalan-jalan dan refreshing"
Batin ku mengatakan : berarti aku tidak salah jika secara tiba-tiba aku memutuskan untuk men-stop tugas dan tiba-tiba menulis atau nonton film.
Seringkali ini menjadi kebetulan buatku, saat aku memilih untuk menonton film ketimbang menyelesaikan tugas , aku malah mendapat inspirasi baru dari film yang aku tonton. Inspirasi untuk menyelesaikan tugas, see??
lama-lama aku berfikir, inikah cara Tuhan untuk mengingatkanku, untuk memberitahuku akan suatu pertanda. Kebebasanku kadang menjadi peluang, kadang pula aku khawatirkan.
Ide ga ada yang tau muncul dari mana, kadang dari film atau ga sengaja di supermarket saat kita berbelanja dan sebagainya, oleh karenanya aku sangat terlihat terbuka dengan membiarkan banyak peluang kisah masuk ke dalam diriku dan menginspirasiku.

Namun yang aku takutkan, kebebasan ini membuat aku tak terstruktur dan tidak dapat membedakan yang mana yang prioritas dan mana yang sampingan karena aku menganggap ini penting dan menjadi pembelajaran hidup. Aku melihat temanku yang kehidupannya sangat terstuktur, yang direncanakan dengan baik segala aktivitasnya. sementara aku hanya membiarkan peluang masuk. Mungkin dari diriku yang terstuktur adalah jadwal menonton film, menulis, berorganisasi karena berhubuangan dengan atasan, dan membuat tugas karena harus dikumpul, hehe. Kadang-kadang itupun malah terlupakan. #weleh

Aku ini bebas, saking bebasnya malah kadang ga jelas. menulis semaunya. mungkin aku ini termasuk bagian dari pekerja seni yang maunya melakukan tugas seenaknya sendiri, dan lebih cenderung ke otak kanan. Mungkin.

Ya aku masih belajar tentang diri ku sendiri, mengimprove interest-ku.

karena sifatku yang bebas, aku merasa saat menulis pun, tulisanku lari-lari ga jelas mau dibawa kemana, hahaha, jadinya malah bercabang, i but i try and i share :))

Seorang dosen yang suka melucu dikelas (Om Sampurno), mungkin ada beberapa hal yg setipe denganku .
Ia dosen yang suka melucu, sangat lucu. Ketika ia mengajar di kelas, ia selalu membuat mahasiswa tertawa, bahkan kami yang biasanya di kelas ngantuk karena bosan, saat pelajaran dia kami semua menjadi 'melek'.
Dari awal aku beranggapan bahwa dosen ini enak ngajarnya namun inti peajarannya malah gak terarah atau bisa dibilang ga dapet, karena suka ngelucu dan materi yang dibawakan suka lari-lari alias bercabang ke banyak cerita.hmmm. Mungkin bisa dibilang orangnya terlalu bebas jadi ga terarah, namun bisa membuat kami terhibur dan kadang-kadang malah memotivasi dengan lawakannya. :))

Setelah beberapa kali diajar dengan dosen itu, ia pun cerita, lebih tepat menyadari.
"Saya menemukan pola kalian, kalau saya mengajar sambil ngelucu, kalian itu ga ngantuk tapi inti pelajaran malah sedikit yang didapat. Sedangkan jika saya mencoba untuk serius kalian malah ngantuk, tapi bagi saya banyak inti perkuliahan yang saya sampaikan. kenapa begitu ya?? saya sendiri jadi binggung ini?? saya harus mengajar bagaimana" kurang lebih begitu kata pak dosen. Kami sekelas pun serentak tertawa.

Walaupun ia sudah menyadari akan pola mengajarnya, ia tetap bebas saat menjelaskan, kadang ceritanya malah bercabang-cabang dan tak kembali karena terlalu asik dengan contoh-contoh yang dibahas. hahaha
Saking bebasnya, ia mengatakan bahwa ia tidak pernah marah jika ada mahasiswa yang izin tidak ikut kulihanya dan harus mengikuti organisasi dan lainnya. Malah ia senang dan mendukung, karena ia menyadari bahwa ilmu tidak hanya di dapat di kelas saja, malah bisa dibilang lebih banyak dari organisasi yang kamu ikuti, jadi langsung pada praktiknya. Ia juga mengatakan, bahwa ketika didunia kerjapun, tidak akan ditanya apa yang akan kamu dapat dikuliah tapi lebih langsung ke praktik, apa yang sudah pernah kamu lakukan atau apa yang bisa kamu lakukan, bakat mu.

Ada cerita yang cukup mengena dari dosenku ini kaitannya dengan pelajaran. Namun cerita inipun hasil dari ketidak-sengajaan, akibat bercabang-cabang pembelajarannya , hehe :))
Kalau tidak salah kami sedang membicarakan tentang pesan yang ingin disampaikan oleh media (program acara).
Awalnya dosenku mengatakan "Saya suka dengan pesan yang ingin disampaikan pada Program "Tolong" yang ada di RCT*, pesannya simpel namun mengena. Coba ada yang bisa jawab, sebenernya pesannya itu apa?" paparnya.
Seorang teman mengangkat tangan "tolong menolong antar sesama manusia, pak". Ia manjawab " Ya memang, tapi kurang tepat". Dengan cepat ada lagi yang mengacungkan tangan "Kepedulian sesama". "Hmmm, sedikit lagi, coba liat dan pikir" saut pak dosen. Karena tidak ada lagi yang menjawab, maka pembicaraanpun diambil alih pak dosen.

Ia mengatakan, bahwa inti pesannya memang tentang kepedulian sesama, tapi coba cermati lagi, orang yang dimintai tolongpun bukan orang yang mampu. Sudah biasa orang kaya memberikan uang pada orang miskin atau kurang mampu, karena ia memang kelebihan. Contohnya saja ketika kita menyumbangkan baju pada anak yatim atau apalah, pasti baju yang kita pilih adalah baju-baju yang sudah tidak terpakai, ga ada yang memberikan baju baru atau bagus.

Hal ini pun ada dalam kitab (saya lupa-lupa ingat isinya apa). Ketika kita memberi orang lain saat kita keadaan berlebihan beda halnya saat kita memberi dengan keadaan kekurangan.
Pesan yang terkandung dalam Reality Show "Tolong" adalah kerelaan, keikhlasan saat memberi apa yang kita punya kepada orang lain, padahal kitapun sedang dalam kekurangan. Hal ini yang membuatnya beda. orang yang dimintai tolong, pada acara ini, bukan orang yang mampu, melainkan orang yang juga membutuhkan pertolongan.

Setelah aku pikir-pikir, ohya,, kenapa ga terpikir oleh ku ya, mungkin teman-teman lainnya juga ga terpikir. Allah akan mengangkat 'derajat' orang yang rela membantu sesama padahal ia sendiri mengalami kesusahan, tentunya, dengan mengharap ridho Allah semata, bukan pujian manusia.

Aku baru mengerti bahwa, itu alasannya orang yang menggunakan otak kanan suka tidak beralasan dan luar logika. Pada buku Ippho Right yang berjudul "7 Keajaiban Rejeki" yang aku coba buat resensinya July lalu banyak membahas tentang keampuhan amal dan doa orang tua. Action dijabarkan dengan beramal, amal dapat membantu pencapaian apa yang kita inginkan. Banyak contoh kasus yang ditampilkan dalam buku tersebut. Ada yang beramal dengan jumlah banyak, bahkan melebihi kapasitas pendapatannya kepada orang yang kurang mampu, malah mendapatlan lebih banyak apa yang ia inginkan. Meman hal ini tidak bisa dinalar, dan menggunakan logikapun tidak mampu. Kita percaya akan kuasa Tuhan dan keampuhan beramal.
Aku sendiri baru menyadari saat dosen menceritakan tentang Program Tolong, ternyata ada sangkut pautnya juga pola pikir otak kanan dengan memberi pada saat kesulitan.

Hmmmm.. I seeeee
Banyak kemungkinan yang terjadi saat kita membuka diri, walau mungkin kebebasan dan tak tersturktur bedanya tipis. hehe
Tetap berbuat baik, berbagi dengan sesama, berdoa dan mengharap Ridho Allah semata, Insya Allah keinginan akan dikabulkan.

Love,

No comments: