Saturday, December 18, 2010

tragedi leptop

Jumat, 17 desember 2010
Hhhmmmpppfff
Sudah 4 hari setelah kejadian itu(12/12)....dimana leptop ku hilang di bus P*h*l* Kenc*n* Solo-Jakarta
Kronologis ceritanya, setelah akhir perkuliahan dan menjelang libur natal juga tahun baru. Aku mudik dari Salatiga tempat dimana aku menimba ilmu menuju Jakarta kampung halamanku. Aku tidak sendiri tapi ditemani oleh pacarku yang juga kebetulan kemarin ujian PNS di Temanggung. Aku sangat senang akhirnya bisa pulang, berlibur dan banyak rencana dan harapan lainnya yang aku ingin lakukan di Jakarta bersama keluarga, pacar dan teman.
Karena leptopku lebih berat maka pacarku yang membawanya. Setengah perjalanan semuanya masih lengkap, leptop pacarku seharga 10 jt masih ada di pangkuanku, leptopku juga masih ada di pangkuan pacarku. Setelah selesai makan malam aku menyuruh pacarku menaruh leptopku di bagasi atas karena memang berat dan makan tempat di tempat duduk. Lalu kami tidur pulas.
Setelah bangun kira-kira subuh, pacarku menemukan tasku berpindah tempat tapi kami masih positif thingking karena mungkin penumpang yang sebelumnya telah turun mengambil barang bawaannya yang berada di samping tas berisi leptopku, dan tanpa sengaja tersenggol sehingga tempatnya tergeser. Lalu kami tidur lagi, kami benar-benar tidak khawatir, karena selama ini aku sebelumnya juga belum pernah kehilangan apa pun yang berharga.

Kira-kira pukul 06.00 kami terbangun lagi, dan sudah sampai di tol cikampek. Kami mengobrol, bercanda dan bercerita sebelum sampai di tempat tujuan. Aku menyuruh pacarku untuk mengambil MP3 di tas ku. Kejadian ini benar-benar membuatku kaget, dan jika mengingat-ingat awal kejadian aku mengetahui leptopku hilang, masih terasa ‘sakit’ sekali. Pacarku yang awalnya terkejut karena tas yang berisi leptopku ringan, dan ia tidak menemukan leptopku. Aku langsung saja menangis di dalam bus tanpa menggangu penumpang lainnya.
Aku menangis tapi tidak keluar air mata, yang aku rasakan dihati hanya ‘sakit’, ga rela,dan penyesalan. Muka ku pasti tidak enak dipandang saat itu, menahan beban penyesalan dan ‘sakit’. Setelah di cek ternyata si pencuri benar-benar hanya mencuri leptopku, barang-barang yang lainnya tidak ia curi. Untung saja dompetku tidak ada di tas ku tapi di tas pacarku dan hp ku tetap ada di kantongku, tapi leptopku lenyap entah ada di tangan siapa sekarang dan buat apa, yang jelas kalau mau jujur sampai sekarang juga belom redho, masih nyumpain si pencuri dengan hujatan.
“Tidak ada yang untung hun”begitu kata pacarku sambil menggengam tangan ku. Aku masih saja meringis tanpa mengeluarkan air mata sambil mengingat permasalahan yang mungkin aku dapat tanpa adanya leptop, sahabatku jika aku kesepian. Selain itu aku juga mengingat masalah perekonomian keluargaku, juga tugas-tugas kuliah ku nanti dan yang paling berharga folder-folder kuliahku dan tulisan cerita dan makalahku yang ada di dalam leptop. Sakiitt sekali hati ku, banyak penyesalan yang berkecambuk di dalam hati dan pikiran.
Kenapa leptopnya tidak ku dekap saja seperti biasa, sehingga tidak hilang??
Kenapa aku tidak melek saja??
Kenapa tidak ngeh sama orang-orang disamping yang sedari awal sudah mengawasi leptopku?
Jangan-jangan ini memang di lakukan orang bus nya sendiri lagii??uuuggghhhh
Kenapa ini…kenapa itu,,itu yang berkecambuk di dalam hati, sambil menghujuat si pencuri. Pacarku menyuruhku untuk istighfar sambil menggengam tanganku erat. Sebelumnya pacarku juga pernah kehilangan leptop di bus dan ini yang kedua kalinya, dan di bus yang sama. Pacarku lapor ke supir, dan ia tidak mau tanggung-jawab kecuali barangnya ada di bagasi, aku mendengarnya kesal sekaliii.
“sialan, mau gua cemarin aja tuh nama busnya,,biar kaga laku,,abis banyak maling” itu yang ada di benakku setelah mengetahui apa yang dikatakan pak supir. Pokoe kesel sekali. Pacarku menggengam tanganku dan mencoba menenangkan perasaanku yang sedang tidak menentu, sambil memberikan wejangan. “mungkin udah yang terbaik dari Allah ti, abang juga pernah kaya gini akhirnya sekarang abang dapat leptop baru yang lebih bagus”jelas abang mencoba menenangkan. “tapi kan beda sama aku bang, susah buatku untuk dapat lagi, trus juga data-data pentingku hun”kata ku.
Setelah mengetahui kenyataan yang menyakitkan itu, kami sempat bercanda lagi, pacarku mencoba menbuatku senang, memberikan option dan kemungkinan-kemungkinan baik padaku agar aku bisa sedikit positif dan tertawa walau ia tau akan susah buatku.
Memang benar sih apa yang abang bilang, tapi aku juga masih ga rela, ga ikhlas, ga redho. Aku memikirkan dokumen-dokumen pentingku. Tugas kuliahku, karya-karya ku lenyap,,hiks..hiks
Sudah empat hari berlalu, aku masih berharap pacarku dengan akses internetnya dapat melacak leptopku oleh skype yang sehari-hari ku biarkan on. Selain itu team viewer yang juga selalu on, setidaknya data-data ku bisa kudapat lagi walaupun kemungkinan sangat kecil, berharap bahwa pencuri segera online. Tapi sampai sekarang belum ada tanda-tanda, aku banyak berharap sama pacarku, pacarku sampai nggak enak karena berita yang aku harapkan tidak kunjung dating dan malah kebalikannya.
Selama 4 hari aku akui keseharian ku tidak menentu, ‘mesake’ kata orang jawa. Lesu, nggak mandi, binggung mau ngapain, kadang bengong sambil berandai-andai kalau andai saja leptopnya aku dekap, aku pangku dan tidak jauh-jauh dari aku. Aku juga sering sms pacarku, memintanya untuk terus melacak dan berusaha, memaksanya untuk menemukan, pikiranku menjadi tidak karuan. Aku tau permintaan dan harapan ku memang memaksakan dan jauh dari kemungkinan tapi aku masih mengutamakan egoku, dan bagaimana melampiaskan.
Saat aku sedang tidur-tiduran di kamar aku melihat program acara di transTV yang berjudul hidup ke-2, aku mulai berfikir jika di berikan kesempatan ke2 sama Allah untuk hidup lagi apa yang mau dilakukan. Aku jadi berfikir dan mengurangi egoku. Dalam benakku, aku harus bangkit, ini baru kehilangan leptop yang juga masih bisa ketemu walau kemungkinan sedikit, bisa dapat penggantinya walau harus mulai dari awal, walau dokumen-dokumen pentingku hilang dan lainnya, tidak kebayang kalau harus kehilangan orang yang dicintai dan tidak ada kemungkinan untuk kembali dan dicari penggantinya lagi.
Aku harus bersyukur dibalik semua itu, Allah punya rencana lain. Memang aku belum ikhlas tapi aku mau membuat hidupku menjadi lebih baik dan memulai dari awal ( isi leptop yang selanjutnya, kalo ada rejeki buat beli lagi). Kata abang “live positively n start at the new beginning”. Awalnya tidak ku hiraukan, tapi melihat kabar baik yang tidak kunjung datang, dan memikirkan apa yang aku akan lakukan selanjutnya setelah tanpa leptop maka tidak ada salahnya untuk be positive, dan melihat hari depan.
Aku meminta pacarku untuk membantuku keluar dari penyesalan, karena tanpanya aku tak mampu memikul beban sendiri. Kejadian ini tidak ada yang tau selain pacarku, mama ku dan kakak perempuanku. Aku takut dimarahi papa. Mama dan kakak perempuanku, aku yakinkan supaya tidak khawatir karena aku baik-baik saja, padahal aku ‘sakit’ sekali dan masih belum rela. Aku tidak bisa memberitahukan perasaan sesalku pada mereka karena akan membuat cemas, tapi pacarku mengetahuinya jadi aku hanya bisa meluapkan perasaanku pada pacarku. Makasih sayang^^
Soo, what should I do next??

No comments: